DIAM ITU EMAS


KONTEKS

DIAM yang saya bicarakan di sini konteksnya pembicaraan langsung (face to faceantar pribadi, diskusi kelompok / pertemuan, dan juga group diskusi online seperti Whatsapp group, Hangouts group, Line group, BBM group, dll. 

KONDISI

Kondisinya adalah Anda dalam posisi diserang, disalahkan, dimarahi, disudutkan, ditekan, dan di di di lainnya!  Berhadapan dengan orang-orang yang agresif dan mungkin juga arogan seperti itu Anda memilih diam sejenak dan tidak terburu-buru memberi respon terhadap situasi yang memanas.

Penting sekali untuk memahami “kondisi” yang digambarkan di atas!   Sebab jika gambaran situasi dan kondisinya berbeda, maka sikap “diam” memiliki makna yang berbedaa pula. Dalam rapat RT misalnya. Orang yang  cuma duduk “diam” sambil main HP dan tidak menyumbangkan pikiran bagaimana mengatasi maslah banjir di lingkungan RT tersebut, adalah orang yang cuek, apatis!   

REAKSI

Pernah berada dalam situasi dan kondisi seperti di atas? Masih ingat reaksi apa yang Anda berikan? Apa yang terjadi setelah Anda bereaksi seperti itu?
Bila sering kewalahan  dalam menghadapi situasi seperti di atas, lantas bagaimana sebaiknya kita bereaksi?

SOLUSI

DIAM! DIAM sampai kapan? Diam sampai orang-orang itu (mereka yang menyerang atau menyalahkan Anda) puas menyerang, menyalahkan, menyudutkan, dan menekan Anda! Mana tahan? Bagaimana bisa? BERLATIHLAH!



ADA 10 ALASAN, kenapa “diam adalah emas” (silence is golden ) dalam kondisi tidak mengenakkan seperti gambaran di atas! 

1. Menghindari pertengkaran yang lebih besar!

Ada aksi, maka ada reaksi. Itu hukum alam. Jika aksi (pemicu) sifatnya menyerang, menyalahkan,dll maka hampir pasti reaksinya juga bernada sama. Jika diladeni terus maka akan terjadi pertengkaran hebat. Nah, di sinilah kita membuat perbedaan! Dengan diam kita mencegah diri kita masuk dalam pertengkaran sia-sia.

2. Tidak menambah persoalan baru!

Dengan disalahkan, dll artinya ada masalah, bukan? Nah, bila terseret dalam pertengkaran, artinya item masalah bertambah! Ada masalah pertama (yang membuat kita disalahkan) dan ada masalah baru yaitu pertengkaran (hujatan, makian, bahkan kontak fisik)! Yang pertama saja belum kelar; tidak usalah tambah  persoalan lagi! Diam mencegah potensi timbulnya masalah atau persoalan baru!

3. Mempertahankan inti pokok pembicaraan

Sudah disinggung di atas bahwa dalam kondisi salah menyalahkan, kritik mengkritik, orang-orang sebenarnya sedang melayani ego mereka masing-masing. Bila sudah begini berarti inti pokok dan tujuan pembicaraan ditinggalkan. Orang keluar dari jalur dan tujuan awal, lalu mencari panggung masing-masing. Meski hati panas, namun dengan memilih diam, kita sudah menyelamatkan diskusi/pembicaraan untuk tidak keluar dari relnya

4. Menghemat tenaga dan pikiran
  
Orang-orang yang sedang marah / mengamuk dengan kita sebenarnya tidak butuh penjelasan, apalagi pembelaan kita. Mereka butuh diyakinkan bahwa anggapan mereka tentang kita sungguh-sungguh benar! Jadi, apa gunanya berdebat dengan orang-orang seperti itu? Hanya habisin tenaga dan bikin sakit kepala!

5. Tetap waras

Meski butuh perjuangan, namun dengan diam dan tenang kita bisa melihat lebih luas, menganalisa lebih tajam, mengerti lebih dalam, dan akhirnya mengambil keputusan lebih tepat. Singkatnya kita tetap waras sebagaimana biasanya! Logika kita tidak rusak oleh “kicauan” panas para “tetangga” yang sebenarnya justru bermasalah dengan diri mereka sendiri.

6. Terus belajar dan diperkaya

Dengan diam kita bisa lebih objektif melihat persoalan dan bahkan belajar sesuatu dari para penyerang kita. Kita terus diperkaya dan tumbuh, bahkan dalam situasi terjepit sekalipun.

7. Menyelamatkan relasi

Ketika terpancing emosi dan masuk dalam lingkaran serang menyerang biasanya apapun keluar dari mulut; di luar kontrol dan kendali.   Dengan  diam, kita mencegah kemungkinan pemakaiaan kata-kata kasar dan melukai orang-orang di sekitar kita,. Hal ini sangat penting, karena merusak selalu lebih muda daripada membangun kembali sebuah relasi.

8. Menjaga kehormatan diri

Memilih diam dan tenang sesungguhnya kita lakukan bukan demi orang lain. Lebih dari itu, diam pertama-tama kita lakukan demi diri kita sendiri. Apa itu? Kehormatan diri kita! Jika kita reaktif menanggapi serangan-serangan yang datang maka cacian, saling merendahkan, bahkan kontak fisik mungkin sekali terjadi.  Dan semua itu memalukan! Diam dan menahan diri adalah tanda kita peduli dengan kehormatan diri kita. Kita tidak mau ditertawakan orang, mendapat malu, hanya karena terpancing oleh orang-orang yang kerdil.

9. Naik kelas

Seperti seorang siswa akan naik kelas bila lulus ujian, demikian juga dalam kehidupan nyata. Kelas atau level kita akan naik bila kita sanggup melewati dengan baik persoalan-persoalan yang kita hadapi. Kita tidak terpancing oleh provokasi; tetapi juga kita mau belajar sesuatu bila ada unsur-unsur kebenaran dibalik kemarahan orang-orang itu.

10. Kematangan dan kebijaksanaan

Masih terjebak dalam urusan serang menyerang seperti yang kita bahas di sini? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut menunjukkan seberapa matang atau seberapa bijakah kita! Kemampuan untuk merespon dengan tenang hal-hal semacam ini membuat kita semakin matang dan bijak sebagai pribadi.




  


   

Comments