KEHILANGAN

Pernah kehilangan? Kehilangan apa? Kapan? Dimana? Telinga kita rasanya sering sekali mendengar pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Jawabannyapun macam-macam; sangat subjektif.  Saya biasanya sering kehilangan korek gas untuk merokok. Istri saya sering kehilangan recehan go pek dan se ceng . Bagaimana dengan Anda?

Apa pun jawaban kita, kerap kali yang spontan terucap adalah barang. Kehilangan barang A, B, C, dst. Sebaliknya, jika ditanyakan dalam suatu situasi yang rada serius atau formal, kebanyakan orang melihat bahwa hanya kehilangan oleh kematian yang bernilai sehingga harus diberi perhatian penting. Tetapi sebenarnya pengalaman kehilangan orang-orang yang kita cintai misalnya, hanyalah salah satu dari kehilangan-kehilangan lain yang memainkan peranan besar dalam seluruh sejarah hidup kita. Secara umum ada enam model kehilangan besar yang dialami manusia.

Enam Jenis Kehilangan dalam Hidup[1]

1. Kehilangan Material

Kehilangan material adalah kehilangan objek fisik yang familiar di sekeliling kita dan mempunyai suatu pengaruh yang cukup penting. Orang dewasa biasanya agak canggung untuk mengakui kalau kehilangan jenis ini mempunyai pengaruh yang besar dalam hidup mereka. Anak-anaklah yang lebih muda mengakui kalau kehilangan material sangat berpengaruh bagi hidup mereka. Jenisnya berbeda-beda untuk tiap orang.

Kenapa kita pada suatu saat merasa kehilangan atas benda-benda material? Karena benda-benda itu mempunyai nilai bagi kita, entah nilai intrinsik maupun ekstrinsik. Kalau kita mengalami kehilangan objek-objek ini biasanya kita segera mencari penggantinya yang kurang lebih modelnya sama. Namun, kebanyakan orang mengakui kalau objek yang sudah hilang itu sebenarnya tak tergantikan betapapun yang baru persis sama atau bahkan lebih mahal dan bagus.


2. Kehilangan Relasi

Kesadaran pertama akan adanya kehilangan relasi terjadi sejak kita kanak-kanak. Hal itu bisa berupa perceraian orang tua, pindah rumah, pertemanan, atau perubahan pekerjaan pada orang dewasa. Kehilangan relasi adalah berakhirnya kesempatan bagi seseorang untuk berbicara, berbagi pengalaman, menjalin kasih, berdiskusi, bekerjasama, dan berbagai bentuk kehadiran fisik/emosional dengan orang lain yang sangat berarti bagi dirinya.
enam jenis kehilangan


Kehilangan relasi adalah suatu komponen dari hidup ini yang tak dapat kita pungkiri. Kehilangan ini bisa bersifat temporal/sementara tetapi bisa juga bersifat permanen atau abadi. Akan tetapi, apapun bentuknya kehilangan relasi justru menjadi syarat agar kita tumbuh makin matang sebagai manusia.

Bentuknya yang paling ekstrem tentu saja kematian. Kehilangan orang-orang yang kita cintai mematahkan harapan kita untuk bertemu, berbicara, berkumpul, dan bekerja sama dengan mereka lagi.


3. Kehilangan Intrapsikis

Kehilangan material dan kehilangan relasi mulai terjadi pada anak-anak. Kehilangan intrapsikis agaknya pertama kali terjadi pada orang yang mulai beranjak dewasa. Kehilangan ini mengandaikan adanya kesadaran diri sebagai fase baru sesudah pubertas. Kehilangan intrapsikis adalah pengalaman kehilangan suatu emosi penting yang dibayangkan oleh seseorang, hilangnya kemungkinan-kemungkinan akan “menjadi apa,” meninggalkan rencana-rencana khusus di masa depan, suatu mimpi yang hampir hilang. Meskipun sering berkaitan dengan pengalaman-pengalaman eksternal, tidak jarang juga berkaitan dengan pengalaman internal.

Sangat sering kita kehilangan rahasia-rahasia, sebuah mimpi atau harapan yang pernah kita ceritakan kepada orang lain. Seorang informan pernah menulis kalau kehilangan serius pertama dalam pernikahannya adalah kehilangan intrapsikis. Selama beberapa bulan pertama pernikahannya, dia memelihara gambaran pernikahan yang sempurna, walau ada konflik kecil. Lama kelamaan hubungan mereka mungkin menjadi kuat dari sebelumnya, tetapi dia kehilangan gambaran akan suatu pernikahan yang sempurna. Dia menjadi sedih.

Kita juga bisa menemukan kehilangan intrapsikis setelah melakukan suatu pekerjaan/tugas besar. Aldrin, seorang astronot, dalam suatu wawancara televisi mengungkapkan kalau ia kehilangan greget yang besar akan bulan setelah beberapa saat ia menginjakkan kakinya di bulan.

4. Kehilangan Fungsional

Kesedihan mendalam dapat kita rasakan ketika tubuh kita mengalami kehilangan fungsi neurologisnya. Kehilangan macam ini kita sebut kehilangan fungsional. Hal seperti ini umumnya terjadi dalam proses ketuaan. Semua orang biasanya mulai cemas kalau mengetahui usianya makin tua. Seiring dengan bertambahnya usia fungsi organ-oragan tubuh juga pelan-pelan menurun. Tetapi bukan berarti kehilangan fungsional hanya terjadi pada orang-orang berusia tua. Buktinya orang bisa buta pada usia lima puluhan atau enam puluhan. Tetapi orang bisa buta juga pada usia dua puluhan atau bahkan sebelumnya.
Kehilangan fungsional sering berarti juga sekaligus kehilangan otonomi. Kehilangan kemampuan untuk melihat atau mendengarkan berarti juga kehilangan mobilitas. Dalam banyak hal orang mengakui bahwa dirinya kehilangan fungsional tetapi menolak kalau dia kehilangan otonomi. Orang dengan usia lanjut dan penglihatannya kabur misalnya mengakui kalau matanya katarak, tetapi dia tetap percaya diri mengatakan kalau dirinya masih bisa menyetir dengan baik.

Ketika orang mengalami kehilangan objek material, mereka dapat dengan memudah menggantikannya kembali. Pada kehilangan fungsional menggantikan dengan sesuatu yang baru agaknya tidak mungkin. Orang yang terlahir cacat mental tidak bisa meminta dokter jiwa untuk menyulap diri mereka menjadi pribadi baru yang normal.        

5. Kehilangan Peran

Kehilangan fungsional adalah kehilangan seseorang akan peran sosial tertentu yang ia mainkan selama ini di tempat dan saat tertentu. Yang signifikan dialami individu adalah langsung berkaitan dengan persoalan identitas, yang disebabkan oleh kehilangan peran.

Pensiun dari suatu pekerjaan biasanya pemicu paling umum bagi kebanyakan orang kehilangan peran dan menjadi pengalaman traumatis yang menyedihkan. Tetapi sebenarnya kehilangan suatu peran lama berarti juga mendapatkan peran baru dengan pengalaman baru. Seseorang yang dipromosikan ke posisi baru misalnya kehilangan kebebasan dan relasi dengan teman-teman sebelumnya.

Begitu juga dengan seorang lajang yang kehilangan masa mudanya, begitu ia menikah. Namun, disorientasi adalah bentuk yang paling kuat dari kehilangan ini. Disorientasi mengisyaratkan seseorang tidak tahu harus berbuat apa dan menjadi apa dalam suatu situasi sosial.

6. Kehilangan Sistemik

Kehilangan sistemik adalah suatu konsep yang memiliki daya pada dirinya sendiri yang mengatasi pembelajaran kita tentang suatu informan yang kita sampaikan. Untuk mengerti tentang kehilangan ini, pertama-tama kita harus mengingat kembali bahwa manusia biasanya memiliki system interaksi yang sudah menjadi pola tingkah lakunya dari waktu ke waktu. Bahkan tanpa suatu hubungan pribadi yang kuat antara satu dengan yang lain dalam suatu system, seseorang diharapkan akan hadir dengan fungsi tertentu dalam suatu sistem. Ketika fungsi-fungsi ini tidak tampak, system secara keseluruhan, juga individu-individu yang menjadi anggotanya akan mengalami kehilangan sistemik.

Ketika seorang anggota keluarga meninggalkan keluarganya, sistem dalam keluarga itu berubah. Ada suatu nuansa baru dengan kehilangan satu anggotanya. Keluarga itu dan anggota-anggotanya mengalami kesulitan untuk mencari individu yang telah pergi sehingga system atau nuansa dalam keluarga itu tidak mungkin tetap seperti dulu.

Bagaimana dengan Anda? Manakah dari keenam jenis kehilangan di atas yang paling membuat Anda merasa kehilangan?  






[1] Pembagin Enam Jenis Kehilangan mengikuti  Semua Kehilangan Kita, Semua Kesedihan Kita. Sumber-sumber untuk Karya Pastoral, Jakarta, 2010.

Comments