KEDEKATAN DAN TEMPORALITAS MENURUT EMMANUEL LEVINAS

Kedekatan dan temporalitas (ke-sementara-an)  adalah dua aspek hubungan antara manusia. Kedekatan, kepedulian seorang terhadap yang lain, terjadi secara temporal. Bagi Levinas (1906-1995) proses ini berlangsung terus menerus dan tidak pernah berhenti.


KEDEKATAN DAN TEMPORALITAS MENURUT EMMANUEL LEVINAS


A. Pusat Kedekatan

Kedekatan bagi Levinas adalah tempat dimana ada kesamaan antara setiap orang/subjek. Kedekatan ini memikat kita masuk ke dalam hubungan yang tak terbatas dengan yang lain. Relasi antara subject menjadi tema filsafat Levinas jauh sebelum tulisannya tentang “kedekatan” muncul (7 kali dalam   Totality, and Infinity (1961), dan 259 kali dalam Otherwise than Being  (1974). Apa dinamika terdalam dari pemikiran Levinas yang berkembang bertahun-tahun sehingga konsep “proximity” itu sedemikian menonjol?

B. Perkembangan Konsep

Menurut Robert Bernasconi ada hubungan antara keputusan Levinas menggunakan kata neighbor (prochain) sepanjang karya awal Stranger (Etranger) dengan munculnya proximity (proximite). Dalam catatan kaki "Enigma and Phenomenon" (1965) Levinas menulis: “Sebelumnya kami menolak istilah (prochain) ini karena seakan menghendaki adanya suatu lingkungan (tertentu)  untuk suatu komunitas (tertentu). Sekarang kami mempertahankannya mengingat begitu banyak kejahatan yang terjadi." 

Tetangga adalah “dia yang pertama datang menemani” (“the first to come along”).
Dalam bahasa Prancis ada dua kata yang berhubungan dengan kata Inggris “neighbor” (tetangga). Pertama, voison adalah istilah lazim untuk orang yang tinggal dekat atau tetangga. Dan bukan ini yang dimaksud Levinas dengan proximity atau kedekatan. 

KEDEKATAN DAN TEMPORALITAS MENURUT EMMANUEL LEVINAS

Maksud Levinas adalah kata yang kedua, yaitu “prochain”. Prochain merupakan istilah yang digunakan dalam Kitab Suci untuk menunjukan orang lain dalam arti seseorang, sesama manusia. Sesamaku ini bukan saya, tetapi lain sama sekali dari diriku. Untuk mendekati yang lain (autrui) ini saya harus mampu mentransendensi diri. Artinya pergi keluar dari diriku, untuk menjumpai dia yang lain dan membiarkan dia sebagaimana adanya, sebagai yang lain dari diriku. Transendensi ini hanya mungkin kalau yang lain[1] bukan diriku atau mirip dengan aku.


C. Inti Teori tentang Makna

Masalah dengan istilah “tetangga” sejauh ini sudah teratasi bagi Levinas. Tetapi, dari sini muncul masalah baru yang lebih besar yaitu, bagaimana menjelaskan hubungan antara makna kiasan/metafora dan makna literer dari sebuah kata.

Untuk mendekati persoalan ini kita terbantu dengan tulisan Levinas, “Meaning and Sense” (1964). Dalam tulisan itu Levinas menantang klaim yang mengatakan bahwa kata-kata mempunyai sebuah arti literer yang mendasari arti figuratif/metafornya. Menurut Levinas yang “otentik” dan “asli” itu sifatnya tetap dan melampaui setiap musim dan zaman. Ketika Homer membandingkan sebuah serangan musuh kepada lawan/musuhnya dengan hempasan gelombang ke batu karang, Homer di sini tidak menggunakan antropomorfisme kata Levinas. Alasannya baik manusia maupun batu karang memang nyata punya daya tahan terhadap sebuah serangan.           

Jadi, menurut Levinas makna itu mendahului data dan menerangi data-data itu. Pengalaman bukanlah intiusi tetapi hermeneutika. Artinya makna itu apriori, mendahului pengalaman manusiawi kita dan menerangi pengalaman-pengalaman itu sehingga memungkinkan pemaknaan kita sekarang ini. Untuk sampai pada kesimpulan ini Levinas membedakan “significations” (makna) dan “sense” (arti, pengertian). Makna apriori berasal dari ”pengertian”. Dalam bahasa Prancis “sense” bermakna “pengertian” (sebagai makna kata pada dirinya) dan sekaligus juga “sense” yang bermakna kultural.


C. Kedekatan Absolut dan Kedekatan Manusiawi

Kedekatan dalam arti ruang atau “space” selalu mengandaikan dua titik. Jarak antara dua titik itu. Sementara kedekatan absolut yang dimaksudkan Levinas adalah, dua titik itu seakan tidak ada, serempak menjadi satu. Baik aku mau pun yang lain sama, setara, tidak saling mengobyekan. Tidak ada pengamat yang berdiri di luar sana. Kutub-kutub relasi satu dan berdekatan. Oleh karena itu kedekatan yang absolut mensyaratkan kemanusiaan. Kedekatan itu selalu merasa tidak cukup, tidak tenang, gelisah. Seperti orang yang berangkulan. Selalu mersa tidak cukup dekat, karena itu ingin sekali lagi dan lagi.
1. Kedekatan dan Kontak

Kontak fisik seperti cumbuan, seks, pelukan hanya terbatas dalam ruang. Dibalik kontak fisik ini kadang tersembunyi keresahan, kecemasan. Kontak-kontak ini sifatnya topologis dan lebih sering merupakan ungkapan cinta “eros” daripada “agape”. Sementara kedekatan bagi Levinas bukanlah mengukur jarak dalam ruang. Tidak menghitung jumlah orang yang berjejal. 

Kedekatan itu adalah kepenuhan dan abadi. Kedekatan melampaui topologi permukaan, keluar dari imanensi sekarang dan di sini. Kedekatan unggul atas kontak seperti bunyi unggul atas penglihatan, pendengaran atas penampakan.

Apa artinya mendengarkan bunyi? Mendengarkan   bunyi menurut Levinas  berarti mendengarkan kata. Bunyi yang murni adalah kata. Sementara itu, bunyi yang lebih transenden lagi adalah suara, qol yang dipakai dalam Kitab Suci Yahudi. Dalam Totality and Infinity (1961) dan Otherwise and Being (1968) kata-kata itu antara lain: substitusi (substitution), kemulian (glory), tanggung jawab (responsibility), seorang terhadap yang lain (one-for-the-other), berulang (recurrence), dan lain-lain.


2. Recurrence (Ulangan / Perulangan)

Istilah ini pertama kali muncul dalam Otherwise and Being bagian 2 bab 4 tentang substitusi. Recurrence berkaitan dengan pilihan. Pilihan yang dibuat dengan penuh tanggung jawab yang membuat aku unik. Unik di sini berarti diriku tidak mungkin habis/terkikis, atau selesai, seperti simpul benang yang sewaktu-waktu jika habis segera dibikin simpul baru . Aku utuh dan tiada duanya meski pilihan yang kubuat berulang-ulang, baik untuk orang lain (soi) maupun untuk diriku (moi).

A. Tema-tema tentang Pengulangan

Beberapa tema tentang pengulangan yang dibahas Levinas antara lain withdrawl (menarik  diri), digging (menggali), eating away (menghabiskan), anxiety (kecemasan), going in to fullness (berjalan menuju kepenuhan), dan lain-lain.  Pengulangan-pengulangan ini mengandaikan kesadaran dan pengetahuan. Apa pentingnya tema-tema ini bagi Levinas? Kepentingannya adalah ekspresi-ekspresi ini esensial bagi gambaran Levinas tentang subjekfitas, setidaknya penting sebagai transendensi, yaitu pergi ke sisi sebrang, atau melampaui.

B. Arti Kedekatan (Proximity)

Dalam esai “Meaning and Sense” (1964), Levinas membedakan anatara makna, “meaning” dan pengertian, “sense”. Pengertian adalah apa yang mendasari semua makna dalam suatu budaya atau bahasa. Misalnya makna  kata di dunia  hanya mungkin jika dunia itu distrukturi oleh arti/pengertian tertentu. Oleh karena itu, menggunakan “pengertian” dalam cara Levinas maka kita dapat mengatakan kedekatan adalah pengertian.  Pengertian mendasari secara langsung gerakan asimetris[2] dari diri ke orang lain.

 Jadi, dapat diringkaskan di sini bahwa kedekatan adalah realitas moral dimana kita mau mengerti orang lain, menerima orang lain apa adanya, memperlakukan orang lain sebagai sesama, dan lebih dari itu mengambil tanggung jawab atas segala sesutu yang terjadi pada mereka.   

C. Temporalitas

Temporalitas dalam Levinas adalah suatu aspek hubungan dengan yang lain, yang tak terbatas atau melampaui being. Ada dua bentuk waktu yang sangat berbeda dalam Levinas, yaitu waktu di dalam being dan waktu di luar atau melampaui being. Kesadaran dan kecocokan dengan hukum being, imanensi disebut sintetik. Dalam hal ini Levinas mengikuti konsep Husserl yang berkembang dalam bukunya The Phenomenology of Internal Time Consciousness. Masa depan dan masa lalu adalah antisipasi dan ingatan  dan keduanya ditarik menjadi satu di masa sekarang. Oleh Levinas jenis watu seperti ini disebut waktu sinkronik (synchronic time).

Lawannya adalah waktu diakronik (diachronic time), meninggalkan being. Dalam waktu diakronik waktu itu terpisah. Kesadaran akan waktu tidak bisa atau tidak diijinkan untuk ditarik ke saat sekarang. Dalam karya pertama Levinas Time and the Other (1947) masa depan (future) secara radikal terpisah dari masa sekarang atau imanen (immanent) dan itulah yang membuat masa depan menjadi antisipasi masa sekarang. Masa depan lebih dari sekedar kreativitas, angan-angan. Loncatan ke masa depan membawa pembaharuan untuk masa kini.

Bagaimana kontradiksi ini didekatkan? Menurut Levinas kontradiksi itu relatif. Artinya kedua bentuk waktu ini mempunyai peran dalam pemikirannya. Kedekatan biasanya dipakai sebagai istilah ruang, dan resiprokal. Oleh Levinas kedekatan ruang dan waktu digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan “non-indifference”, tidak acuh (kepedulian) antara seorang terhadap yang lain. Bagi Levinas kepedulian dan keacuhan satu sama lain sudah, sekaligus belum utuh terwujud.





[1] Jadi, Orang Lain itu bukan alter ego, sebagaimana sering dikatakan di masa lampau, bukan aku yang lain. Saya tidak dapat mendekati dia dengan bertitik tolak dari “aku”.Dia lain sama sekali. Orang Lain adalah si Pendatang, Orang Asing (l’Etranger). (Bdk. K.Bertens, Filsafat Kontemporer, Jilid II, Prancis, Jakakarta, 2001, hlm. 289).
[2] Asimetris berarti tidak seimbang. Maksudnya tolak ukur dari segala tindakan saya kepada orang lain adalah tanggung jawab moral saya sebagai manusia. Tidak peduli apa orang lain membalas dengan kebaiakan atau bahkan malah berbuat jahat kepada saya. (Bdk. K.Bertens, Filsafat Kontemporer, Jilid II, Prancis, Jakakarta, 2001, hlm. 294).

Comments