“Capek itu akan segera lenyap, ketika saya iklas melakukan apa yang saya bisa.” Pengakuan ini datang dari ketulusan hati Dwi Ratna Sari (22). Dwi berusaha
menempatkan semangatnya yang besar di atas segala macam kesibukan harian yang
dia lakoni akhir-akhir ini.
Betapa tidak, putri dari keluarga mitra
pasangan Senen (73 ) dan Sutri (61 ) ini, hampir tidak pernah tinggal diam setiap harinya. Pasca rumah
keluarganya dibangun oleh Habitat for Humanity Indonesia, mahasiswi semester
tiga PGMI (Pendidikan
Guru Madrasah Iptidaiyah) STAI Al Azzar
Gresik
ini, menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar bagi anak-anak sekitar,
sekaligus menjadi guru bagi mereka. “Sejak rumah ini selesai dan di tempati saya menawarkan kepada
adik-adik untuk belajar di rumah ini secara bersama-sama. Jika ada pelajaran yang tidak bisa
saya mengajarinya secara gratis. Mereka belajar di sini setiap hari, dari Senin – Jumat, bakda Magrib sampai selesai,” kisah Dwi.
Dwi sedang mengajar anak-anak tetangga rumahnya - Foto oleh Habitat for Humanity Indonesia |
Jika sore hingga malam mengajar anak-anak tetangga di rumah, pagi harinya, dari Senin – Jumat pukul 7.00 -11.00 WIB, Dwi juga mengajar di Madrasah Iptidaiyah (MI) Miftaful Ullum Dawar Blandong,
Mojokerto. Di sana Dwi
menjadi guru bantu, karena
guru tetap yang mengajar kelas 2 sedang cuti hamil. Sementara itu untuk urusan kuliah, Dwi
mengambil hari
Jumat, Sabtu dan Minggu, dari pukul 13.00
sampai 16.00 WIB. “Lumayan
terasa capeh. Pagi saya di MI, kemudian siang
kuliah dan malamnya membantu adik-adik belajar. Tetapi, capeh itu akan segera lenyap ketika saya iklas dan menikmati apa yang bisa saya lakukan,” papar Dwi dengan penuh
kesungguhan.
Bagi Dwi, tidak ada waktu untuk duduk bertopang dagu
dan berpangku tangan. Setiap saat adalah momen berharga untuk berbuat sesuatu
bagi sesama, keluarga, dan diri sendiri. “Kami sekeluarga sudah banyak sekali
mendapatkan bantuan, seperti rumah ini.
Sudah saatnya juga saya harus bisa
membantu yang lain dan tulus,” papar Dwi.
Comments
Post a Comment