oleh Anselmus Jemalin
Pukul 10.00 pagi Nurhalimah (21) sudah berada di balai warga/Community Center yang dibangun HFH
Indonesia bersama PT Chandra Asri, Kampung Cisiram Umbul, Kecamatan Anyer,
Kabupten Serang - Banten, dan baru kembali ke rumah sekitar pukul 15.00 atau 16.00
WIB. Bersama Bulha (49), Mayanah(22), Masnur (50) dan ibu-ibu lainnya,
sehari-hari Nurhalimah menganyam berbagai jenis kerajinan tangan. Mereka
tergabung dalam kelompok pengrajin Cisiram Umbul dibawa kordinasi Sarnata (45)
selaku ketua RT 03/03 Cisiram Umbul, Desa Tambang Ayam. “Kampung ini dikenal
sebagai kampung pengrajin sejak dulu. Kami menganyam apa saja. Lumayan untuk
nambah-nambah penghasilan,” kisah Sarnata dengan penuh semangat.
Konon, Nurhalimah dan warga lainnya melakukan kegiatan menganyam secara
individual di rumah masing-masing. Selain jumlah tidak menentu, jenis anyaman
yang mereka hasilkan kala itu sangat monoton, tidak variatif, dan tanpa
sentuhan motif apa pun. Kondisi demikian membuat kerajinan yang dihasilkan
tidak banyak dilirik oleh konsumen. Bahkan saat dijajakan keliling kepada para
wisatawan di kawasan Anyer sekalipun, hanya laku beberapa saja. “Dulu itu semua
orang bikin kipas. Bikin nyiru/tampa, bikin bakul nasi, dan masih banyak lagi.
Yang dianyam sama, polanya sama. Pembeli juga tidak tertarik kali, jenis
souvenirnya sama, dengan satu pola yang sama pula,” urai Nurhalimah.
Nurhalimah menunjukkan hasil anyamannya / Foto oleh Anselmus Jemalin |
Keadaan mulai berubah ketika HFH Indonesia dan Chandra Asri hadir
melalui program pembangunan rumah, paving block, fasilitas komunitas, dan
pemberdayaan masyarakat di Cisiram Umbul. Melalui Sarnata sebagai ketua RT,
Nurhalimah dan para pengrajin lainnya dirarahkan untuk membentuk suatu kelompok
pengrajin, dimana para anggotanya menganyam bersama dan hasilnya bisa dinikmati
bersama pula. Untuk membuka wawasan dan menambah skill, Chandra Asri tiga kali
mengirim Nurhalimah dan kawan-kawan untuk mengikuti pelatihan di pusat-pusat
kerajinan tangan di Yogyakarta.”Kami sampai tiga kali pergi pelatihan di
Yogyakarta. Di sana kami belajar motif dan finishing.
Alhamdulilah sekarang hasil anyaman kami jauh lebih menarik dan laris,’’ papar
Bulha dengan wajah berseri-seri.
Ibu-ibu pengrajin Cisiram Umbul kompak menganyam di balai warga / Foto oleh Anselmus Jemalin |
Kini Nurhalimah dan kelompoknya makin semangat lagi. Karena selain
membangun 22 rumah layak huni, 100
meter paving block, sarana air bersih, WC umum dan WC pribadi, serta composter;
HFH Indonesia dan Chandra Asri baru saja menyelesaikan pembangun balai warga/community center berukuran luas, dengan
ruangan yang lega untuk aktivitas menganyam, lengkap dengan lemari dan rak
berukuran besar, serta gudang penyimpanan anyaman. “Semangat kami makin
bertambah dengan adanya tempat khusus yang dibangun oleh Habitat dan Chandra.
Kami janji bahwa semua dukungan ini tidak akan kami sia-siakan. Cita-cita kami
adalah anyaman yang kami bikin ini laku keras di pasaran. Syukur-syukur kalau
bisa menembus pasar nasional dan internasional,” ungkap Sarnata berapi-api.
Comments
Post a Comment